Sabtu, 22 Juni 2013
DIGANTI AJA
@....REVISI PASAL 33 AYAT 3 UUD 1945....@
" BUMI..AIR & KEKAYAAN YANG TERKANDUNG DI DALAM NYA , DI KUASAI OLEH NEO LIBERALISME DAN DIPERGUNA KAN SEBESAR BESAR NYA UNTUK KEMAKMURAN PEMIMPIN NEGARA DAN KRONI KRONINYA "
Jumat, 21 Juni 2013
SURAT BUAT BAPAK PRESIDEN (semoga beliau baca)
Pak Presiden yang baik,
bila harga BBM naik, dengan
gagah dan baik hati konon
Bapak akan memberi kami kompensasi Bapak akan membuat kami mengantre untuk
mendapatkan
uang bantuan agar kami tak
merasa kesulitan. Tapi, pikiran
kami sederhana saja, Pak, benarkah Bapak suka melihat
kami mengantre panjang mengular dari Sabang sampai Merauke?
Kami tidak suka itu, Pak. Kami tak
suka terlihat miskin, apalagi
menjadi miskin. Kalau memang Bapak punya uang
untuk dibagikan kepada
kami,pakailah uang itu, kami rela meminjamkannya untuk menyelamatkan ‘perekonomian
nasional’ yang konon sedang gawat itu. Tak perlu naikkan
BBM,pakailah
uang kami itu: kami rela
meminjamkannya untukmenyelamat kan bangsa! Hidup
kami sederhana, disambung
lembaran-lembar an uang recehan.
Ilmu hitung kami kelas rendahan:
berapa untuk makan sehari-hari,
uang jajan anak sekolah, biaya transportasi, biaya listrik
bulanan, dan kadang-kadang cicilan motor,dispenser atau DVD player. Tak perlu kalkulator. Bila
sedang beruntung, kami bisa
punya sisa uang untuk jalan-jalan
di akhir pekan. Bila sedang sulit, kami tidak kemana-mana,
Pak:
Kami mencari kebahagiaan gratisan di televisimeski kadang
kadang
justru dibuat pusing dengan
berita-berita tentang beberapa anak buah Bapak yang
korupsi. Bila perlu, berdirilah di
hadapan kami, katakan apa yang
negara perlukan dari kami untuk
menyelamatkan kegawatan
bencana ekonomi negara ini? Bila Bapak perlu uang, kami
akan menjual ayam, sapi, mesin
jahit, jam tangan, atau apa saja agar
terkumpul sejumlah uang untuk
melakukan pembangunan dan
penyelamatan perekonomian bangsa. Bila Bapak disandra
mafia, pejabat-pejabat yang
bangsat, atau pengusaha-pengu saha yang menghisap rakyat, tolong
beritahu kami: siapa saja mereka?
Kami akan bersatu untuk
membantumu melenyapkan mereka.
Tentu saja, semoga Anda bukan salah satu bagian dari
mereka! Pak Presiden yang baik, Dengarkanlah kami, berdirilah
untuk kami, berbicaralah
atas nama kami, belalah kami: maka kami akan selalu ada,
berdiri, bahkan berlari mengorbankan apa saja untuk
membelamu. Berhentilah berdiri
dan berbicara atas nama sejumlah pihak—membela kepentingan-kep
entingan golongan. Berhentilah jadi bagian dari mereka
yang ingin kami benci sampai
mati. Jangan
jadi penakut, Pak Presiden,
jangan jadi pengecut! Buanglah kalkulatormu, singkirkan
tumpukankertas di hadapanmu, lupakan bisikan- bisikan
penjilat di
sekelilingmu! Lalu
dengarkanlah suara kami,
tataplah mata kami : tidak pernah ada satupun pemimpin di atas dunia yang
sanggup bertahan dalam kekuasaannya jika ia terus-
menerus menulikan dirinya dari
suara-suara rakyatnya! Pak Presiden, Sekali lagi, tentang
kenaikan harga
minyak, barangkali kami memang tak pandai berhitung. Tapi, sungguh, kami tak perlu
menghitung apapun untuk untuk memutuskan mencintai
atau
membenci sesuatu; termasuk
mencintai atau membencimu! Klik bagikan jika kalian ingin
surat ini sampai kebeliau.
Langganan:
Postingan (Atom)